Senin, 09 Mei 2016

Kebudayaan masyarakat Korea dalam berkencan



Halo , Kali ini saya ingin membahas tentang bagaimana Kebudayaan masyarakat Korea dalam berkencan, semoga infonya bermanfaat.

Selamat membaca^^

1. Apa yang harus dilakukan dan Apa yang tidak

Di Korea, Para pria wajib membayar segalanya ketika berkencan. Dan mereka juga diharapkan untuk membawa tas perempuan. Hal tersebut adalah pemandangan yang sangat umum untuk melihat para pria Korea  membawa tas pacar mereka ‘di mal, sekolah, jalan, kereta bawah tanah dan tempat-tempat umum lainnya.
Seorang gadis Korea juga membawa serta teman dekat sebagai pendamping  ketika mulai berkencan dengan seorang pria baru. Hal tersebut juga sama ketika mereka pergi secara berkelompok.
Pasangan itu harus bijaksana dan ramah kepada teman-teman yang mendampingi mereka. Selama tahap ini, jika hubungan mereka  semakin berkembang, mereka tidak boleh menunjukkan rasa kasih sayang mereka dengan- berciuman dan berpegangan tangan karena hal tersebut masih dianggap tabu.

2. Tahap Berkencan 

Kencan dapat dimulai ketika SMA. Namun, ciuman pertama pada umumnya terjadi di perguruan tinggi.
Kencan dengan bersikap ramah adalah titik awal dari sebuah hubungan. Biasanya para Pasangan dapat bermain game di ruangan PC (kebanyakan untuk remaja dan dewasa muda), menonton film, makan malam, minum di bar dan bernyanyi di karaoke.
Seiring waktu berlalu, para pasangan tersebut bisa keluar tanpa teman. Mereka dapat berpegangan tangan di depan umum. Hal ini juga normal untuk melihat mereka mengenakan pakaian yang sama (Couple T-Shirt) untuk menunjukkan kasih sayang dan kedekatan mereka.



3. Konservatif Budaya

Tidak seperti di negara lain, sangat langka untuk melihat para pasangan remaja berkencan klub malam Korea. Bagi mereka yang sudah menjalin suatu hubungan, menjadi lebih dekat memerlukan hubungan jangka panjang bersama-sama setidaknya satu tahun.
Berpegangan tangan didepan umum biasanya diterima ketika mereka sudah menjalin hubungan jangka panjang, gerak tubuh dan ekspresi lain dari kedekatan fisik seperti berciuman di depan umum secara tradisional tidak dapat diterima.
Hal ini juga tidak umum untuk berbicara secara terbuka tentang seks selama percakapan biasa. Secara tradisional, warga Korea tidak akan masuk rumah pacar  mereka sampai mereka ingin menikah.

4. Kencan Buta

Kencan buta sangat umum di Korea. Coffee Shop dan berbagai tempat makan biasanya menjadi tempat untuk kencan buta. Orangtua biasanya mengatur usia anaknya untuk menikah.
Perjodohan masih dipraktekkan di Korea, terutama dalam keluarga yang masih sangat tradisional. Jadi, ketika orang tua telah menemukan seseorang untuk menyuruh anaknya berkencan, ini biasanya menunjukkan bahwa pernikahan pasti akan terjadi.
Para orang Korea biasanya mendapatkan pasangan berkencan melalui teman, kolega, atasan, dan tentu saja, orang tua dan kerabat.

5. Interaksi Dalam Berkencan
Di tengah modernitas Korea dan kemajuan di berbagai bidang, prospek tradisional Korea tentang kencan dan pernikahan antar-ras masih merupakan hal yang tidak biasa.
Dengan akar  budaya yang kuat dan patriotik, orang tua mendorong anak-anak mereka untuk menikah dengan orang Korea.
Bahkan sekarang, jika menikah dengan orang asing maka akan sering dibenci oleh masyarakat. Anak dari Korea dan orang asing dapat diganggu di sekolah karena bukan merupakan Korea murni.
Mereka yang berkencan dengan orang asing dapat sering terkena gosip. Sementara sekarang masih secara pelan-pelan berubah, budaya tradisional masih sangat diikuti oleh banyak orang Korea.

ref:
Source : ehow.com
Indotrans : kidihae@Koreanindo
http://lorenzakpop.blogspot.com/ 

Museum Tteok di Seoul

Jika kalian mendapatkan kesempatan untuk mengunjungi Insadong, sekitar distrik Jongno-gu Seoul, berhentilah di Institut Makanan Tradisional Korea.


Institut Makanan Tradisional Korea di Seoul

Di sini kalian dapat mengetahui 500 tahun kue beras Korea, sejarah tteok (adalah penganan atau kue asal Korea yang dibuat dari serealia, terutama beras atau ketan. Bahan dan cara pembuatan berbeda-beda menurut wilayahnya di Korea dan versi yang berbeda dari tteok -> wikipedia). Di lantai pertama, ada sebuah kafe tteok, di mana kalian dapat mencicipi beberapa potong kue beras dan minum teh tradisional Korea.
kafe Tteok

Jenis-jenis kue beras
 
Ini dari Presiden Lee
 
 Ada satu set makan siang,kalian dapat mencoba 5 hidangan termasuk sandwich tteok, salad, ikan kecil (semacam ikan teri) Korea, kimchi tteok dan jenis tteok lain yang cantik.
 
 Satu set makan siang
 
kimchi kimbap tteok
 
Gungjung-topokki
 
Gungjung-topokki, kue beras kerajaan adalah kue beras yang digoreng dengan daging sapi, jamur dan berbagai macam sayuran, di tambah kecap.
Di lantai kedua dan ketiga, ada pameran daerah dimana institusi ini menampilkan berbagai jenis kue beras dan metode yang digunakan untuk membuat makanan lezat.

meja berbeda tiap kue beras
 
peralatan yang digunakan
 
berbagai tipe kue beras
 
Jenis lain tteok
 
Kelas memasak terletak di lantai atas dan tempat ini adalah tempat Ibu Negara Kim Yoon-ok membuat kimchi dengan Miyuki Hatoyama, istri Perdana Menteri Jepang Yukio Hatoyama pada Oktober 2009.
 
Ibu negara Kim Yoon-ok (ka) dengan Miyuki Hatoyama (ki), istri Perdana Menteri Jepang Yukio Hatoyama sedang membuat kimchi
 
Pemandangan dari atap
 
ref : 
 
 Source : blog.korea…. (English)

indo trans by tea_ant @koreanindo

PLEASE TAKE OUT WITH FULL CREDIT

ALWAYS PUT A LINK BACK TO THE SOURCE AND KOREANINDO PERMALINK

http://lorenzakpop.blogspot.com/ 

National Symbols of South Korea (Simbol National Korea)


Bendera Korea Selatan

Bendera Korea (태극기) disebut “Taegeukgi” dalam bahasa Korea. Desainnya melambangkan prinsip-prinsip yin dan yang dalam filsafat Oriental. Lingkaran di tengah bendera Korea dibagi menjadi dua bagian yang sama. Bagian merah atas merupakan kekuatan kosmik proaktif Yang tersebut. Sebaliknya, bagian biru lebih rendah merupakan kekuatan kosmik yin responsif. Dua kekuatan bersama-sama mewujudkan konsep terus-menerus, keseimbangan gerak dan harmoni yang menjadi ciri bidang tak terhingga. Lingkaran dikelilingi oleh empat trigram, satu di setiap sudutnya. Masing-masing trigram melambangkan salah satu dari empat unsur universal: surga (), bumi (), api (), dan air ().

Bunga Kebangsaaan Korea Selatan

Bunga nasional Korea adalah Mugunghwa (무궁화), rose of sharon. Setiap tahun dari bulan Juli sampai Oktober, bunga Mugunghwa yang mekar menghiasi seluruh negeri. Tidak seperti kebanyakan bunga, Mugunghwa ini sangat ulet dan mampu menahan hama dan serangga. Signifikansi simbolis Bunga itu berasal dari kata mugung , yang berarti keabadian. Kata ini secara akurat mencerminkan sifat abadi budaya Korea, dan ketekunan dari orang-orang Korea.
 
Lagu Nasional Korea
 
Lagu kebangsaan  Korea adalah “Aegukga,” yang berarti “Cinta Tanah Air.” Pada tahun 1896, Sinmun Dongnip (Independence News) menerbitkan berbagai versi untuk lagu ini. Tidak diketahui persis apa musik yang mereka dinyanyikan dalam hari-hari awal. Catatan menunjukkan bahwa band militer gaya Barat terbentuk selama masa Kekaisaran Dae-han (1897-1910) dan bahwa “Dae-han Kekaisaran Aegukga” disusun pada tahun 1902 dan bermain di acara nasional yang penting.
Kata-kata asli Aegukga muncul dalam bentuk tertulis sekitar 1907 untuk menanamkan kesetiaan kepada bangsa dan memupuk semangat kemerdekaan sebagai negara menghadapi ancaman pencaplokan asing. Selama bertahun-tahun, lirik melewati beberapa versi sampai mereka diadopsi sebagai lagu kebangsaan dalam bentuk sekarang pada tahun 1948.
Sebelum kelahiran Republik pada tahun 1948, kata-kata itu sering dinyanyikan untuk lagu lagu rakyat Skotlandia, Auld Lang Syne. Maestro Ahn Eak-tay (1905-1965), kemudian tinggal di Spanyol, merasa bahwa itu tidak tepat untuk menyanyikan lagu ini patriotik untuk lagu lagu rakyat negara lain. Jadi, ia menulis musik baru untuk pergi dengan lirik pada tahun 1935, dan Pemerintah Sementara Korea di pengasingan diadopsi sebagai lagu kebangsaan. Sementara orang Korea di luar negeri menyanyikan lagu kebangsaan dengan lagu baru, mereka yang di dalam negeri terus menggunakan Auld Lang Syne sampai Korea dibebaskan pada tahun 1945.
Pada tahun 1948 pemerintah Republik Korea secara resmi mengadopsi versi baru sebagai lagu kebangsaan dan mulai menggunakannya di semua sekolah dan acara resmi.
 
ref:
source: visitkorea
Korean Indo

http://lorenzakpop.blogspot.com/

Sejarah Dan Perkembangan Musik Di Korea

   Bahasa resmi Korea Utara dan Selatan adalah bahasa Korea. Klasifikasi genealogis bahasa Korea masih diperdebatkan, 2 bagian kelompok ilmuwan yang berbeda pendapat menyatakan bahasa Korea termasuk bahasa rumpun Altai-Tungusik, yang lainnya adalah bahasa isolat, yakni tercipta karena meminjam penggunaan bahasa lain. Namun sebagian besar memasukkan bahasa Korea ke dalam rumpun bahasa Altai-Tungusik bersama bahasa Turkik, Mongol, Tungusik, dan Jepang.

Bahasa Korea memiliki morfologi yang aggluginatif dengan tata bahasa (syntax) yang serupa dengan bahasa Jepang, yakni SOV (Subject + Object + Verb). Seperti bahasa Jepang dan Vietnam, bahasa Korea banyak sekali meminjam kosakata dari bahasa Tionghoa yang tidak berkaitan. Bahasa Korea modern ditulis dengan abjad Hangeul, yang diciptakan pada abad ke-15 oleh Raja Sejong.
Sebutan "Korea" diambil dari nama dinasti Korea yang terkenal, yaitu Goryeo (935-1392). Goryeo sendiri menamai negerinya dari kependekan nama salah satu Tiga Kerajaan Korea, Goguryeo (37 SM-668 M). Dalam bahasa Cina dilafalkan "Gao-li" dan penyebutan itu menyebar ke para pedagang Timur Tengah, dan lama kelamaan menjadi "Korea". Kata "Korea" secara umum di dunia internasional saat ini digunakan untuk menunjuk kedua negara Korea. Dalam Bahasa Korea di Korea Selatan, "Korea" berarti "Han-Guk" (Korea Selatan; kependekan dari "Dae Han Min Guk") sedangkan "Chosŏn" digunakan oleh Korea Utara untuk menyebut nama negara mereka.
Istilah "Korea" digunakan pertama kali oleh Percival Lowell (1855-1916), seorang penulis, petualang dan astronom Amerika yang mengunjungi Korea sekitar 100 tahun yang lalu. Nama tersebut merupakan interpretasi literal dari kata Chosǒn (Joseon, 조선 / 朝鮮, 1392-1910), nama negara yang ia kunjungi di akhir abad ke-19. Lowell menganggap nama tersebut cocok untuk kerajaan yang tertutup terhadap dunia luar tersebut.[4] Korea pada saat itu tak dikenal di dunia barat, namun pada masa sebelumnya, Dinasti Goryeo telah dikenal oleh dunia barat dan dari negara itulah kata Korea berasal.
Sejarah Korea bermula dari zaman Paleolitik Awal sampai dengan sekarang. Kebudayaan tembikar di Korea dimulai sekitar tahun 8000 SM, dan zaman neolitikum dimulai sebelum 6000 SM yang diikuti oleh zaman perunggu sekitar tahun 2500 SM. Kemudian, Kerajaan Gojoseon berdiri tahun 2333 SM. Baru pada abad ke-3 SM Korea mulai terbagi-bagi menjadi banyak wilayah kerajaan.
Pada tahun satu Masehi, Tiga Kerajaan Korea seperti Goguryeo, Silla dan Baekje mulai mendominasi Semenanjung Korea dan Manchuria. Tiga kerajaan ini saling bersaing secara ekonomi dan militer. Goguryeo dan Baekje adalah dua kerajaan yang terkuat, terutama Goguryeo, yang selalu dapat menangkis serangan-serangan dari Dinasti-dinasti Tiongkok. Kerajaan Silla perlahan-lahan menjadi kuat dan akhirnya dapat menundukkan Goguryeo. Untuk pertama kalinya Semenanjung Korea berhasil disatukan oleh Silla pada tahun 676 menjadi Silla Bersatu. Para pelarian Goguryeo yang selamat mendirikan sebuah kerajaan lain di sisi timur laut semenanjung Korea, yakni Balhae.
Silla Bersatu akhirnya runtuh di akhir abad ke-9, yang juga mengakhiri masa kekuasaan Tiga Kerajaan. Kerajaan yang baru, Dinasti Goryeo, mulai mendominasi Semenanjung Korea. Kerajaan Balhae runtuh tahun 926 karena serangan bangsa Khitan dan sebagian besar penduduk serta pemimpinnya, Dae Gwang-hyeon, mengungsi ke Dinasti Goryeo. Selama masa pemerintahan Dinasti Goryeo, hukum yang baru dibuat, pelayanan masyarakat dibentuk, serta penyebaran agama Buddha berkembang pesat.
Pada tahun 1392, Taejo dari Joseon mendirikan Dinasti Joseon setelah menumbangkan Goryeo. Raja Sejong (1418-1450) mengumumkan penciptaan abjad Hangeul. Antara 1592-1598, dalam Perang Imjin, Jepang menginvasi Semenanjung Korea, tapi dapat dipatahkan oleh prajurit pimpinan Laksamana Yi sun sin. Lalu pada tahun 1620-an sampai 1630-an Dinasti Joseon kembali diserbu oleh suku Manchu (Dinasti Qing).
Pada awal tahun 1870-an, Jepang kembali berusaha merebut Korea yang berada dalam pengaruh Cina. Jepang memakasa Korea untuk menandatangani Perjanjian Eulsa yang menjadikan Korea sebagai protektorat Jepang, lalu pada 1910 Jepang mulai menjajah Korea.
Dengan menyerahnya Jepang di tahun 1945, PBB membuat rencana administrasi bersama Uni Soviet dan Amerika Serikat, namun rencana tersebut tidak terlaksana. Pada tahun 1948, pemerintahan baru terbentuk, yang demokratik (Korea Selatan) dan komunis (Korea Utara) yang dibagi oleh garis lintang 38 derajat. Ketegangan antara kedua belah pihak mencuat ketika Perang Korea meletus tahun 1950 ketika pihak Korea Utara menyerang Korea Selatan.
Seni Budaya dan Sastra Negara Korea
Dalam teks kuno Tiongkok, negeri Korea dijuluki Sungai dan pegunungan yang disulam di atas sutera atau Negeri Timur yang Bersatu. Selama berabad-abad, Korea menjalin hubungan dengan Tiongkok dalam berbagai bidang. Korea dikenal di dunia barat melalui pedagang-pedagang Arab yang pergi ke Tiongkok lewat jalur sutera. Para pedagang Arab pada tahun 845 M (zaman Silla Bersatu) menuliskan Di dekat Tiongkok ada negeri yang berlimpah emas bernama Silla yang mempesonakan mereka.
Korea memiliki corak kebudayaan yang beragam yang berasal dari akar asli yang dibentuk dalam berbagai kesenian dan tarian. Budaya Tionghoa yang diimpor selama berabad-abad ikut berperan membentuk sistem sosial dan norma berdasarkan Konfusianisme, Buddhisme dan Taoisme. Hasilnya adalah beragamnya bentuk manifestasi dan akulturasi antara budaya asli Korea dan Tiongkok yang unik. Dari sini Korea berperan besar dalam mentransfer budaya yang maju ke Jepang.
Dalam budaya kontemporer, Korea dikenal akan tren Korean Wave yang dihasilkan menyebarnya popularitas budaya musik pop, film dan drama Korea, serta baru-baru ini tren video game dan B-Boy Korea. Namun diplomasi secara kultural adalah diakuinya olahraga tradisional Korea, Taekwondo, ke dalam pesta olahraga internasional Olimpiade.
Sastra Korea yang ditulis sejak zaman Tiga Kerajaan disebut sastra klasik, yang pada saat itu ditulis dalam aksara Cina (hanja). Sastrawan Korea menulis puisi, cerita dan syair dalam gaya Tionghoa klasik namun berkembang dengan pemikiran dan rasa Korea. Sastra klasik Korea dipengaruhi unsur-unsur Buddhisme, Konfusianisme dan Taoisme, namun akarnya tetap kuat pada kepercayaan tradisional dan cerita-cerita rakyat aslinya. Bentuk pertunjukkan sajak opera tradisional yang paling terkenal adalah pansori. Sastra modern berkembang pesat dengan munculnya Hangeul, yang membantu meningkatkan melek huruf rakyat kebanyakan. Namun sastra yang memakai abjad hangul baru populer sejak abad ke-19, beberapa abad setelah penemuannya. Novel pada zaman itu yang ditulis dengan Hangul adalah sinsoseol (novel baru).
Seni Musik Negara Korea
Musik vokal
Musik vokal (seong-ak) adalah jenis seni suara yang ditampilkan berdasarkan lirik-lirik cerita rakyat atau lagu rakyat. Jenis musik vokal adalah jeong-ak dan minsok-ak. Jeong-ak terbagi menjadi sijo, gasa dan gagok, sementara minsogak terbagi atas japga, minyo, pansori, musik agama Buddha dan musik Shamanisme. Minyo dan pansori adalah jenis seni suara yang berakar dari tradisi nyanyian rakyat jelata, sementara chapga, sijo, gasa dan gagok adalah nyanyian yang berasal dari kalangan bangsawan dan istana. Kedua jenis seni suara ini memiliki karakteristik yang berbeda. Nyanyian rakyat jelata menerangkan kehidupan rakyat yang jujur, sementara nyanyian bangsawan menyuarakan perasaan dan emosi yang tidak sebebas nyanyian rakyat jelata. Cara menyanyi kedua jenis nyanyian ini juga berbeda. Lagu rakyat cenderung menyanyikan lirik dengan jangkauan nada maksimal, sementara nyanyian istana menggunakan teknik falsetto untuk mencapai jangkauan nada tinggi.
Nyanyian rakyat merupakan cerminan perasaan dan kehidupan mereka yang penuh kesulitan dengan ekspresi tawa, candaan, tangisan dan bahasa kasar. Pertunjukkan mereka selalu ditampilkan di lapangan terbuka. Kehidupan masyarakat kelas atas dicirikan dengan batasan, hal yang dibuat-buat dan artifisial, sehingga berpengaruh pada musik mereka. Mereka menampilkannya di dalam ruangan tertutup.
Musik Istana
Musik istana disebut juga dengan istilah jeong-ak atau musik yang pantas. Musik istana di dibagi menjadi 2 jenis sejak zaman kerajaan Silla, yakni hyang-ak dan tang-ak. Hyang-ak adalah musik asli Korea dan tang-ak adalah musik Cina yang berasal dari Dinasti Tang. Penyatuan Semenanjung Korea oleh Silla yang beraliansi dengan Tang di abad ke-8, menyebabkan aliran budaya Cina masuk ke Korea. Pada masa-masa berikutnya, musik Cina terus dinamakan dengan istilah tang-ak walaupun terjadi pergantian kekuasaan di negeri tersebut.
Raja Sejong yang Agung dikenal sebagai pionir dalam mengembangkan musik istana Korea.  Setelah menetapkan titinada dasar permainan musik, ia mulai mengembangkan berbagai jenis alat musik untuk permainan musik istana. Alat musik istana dikategorikan menjadi 8 jenis berdasarkan bahan pembuatannya: metal, kayu, tembikar, mineral, benang katun, bambu, labu, dan kulit.
Tempo permainan musik istana lambat dan khidmat, dengan nomor musik paling lambat memiliki kurang dari 30 ketukan per menit. Karena musik istana sulit diukur karena konsep musik ini diukur dengan pernapasan. Musik istana Korea masih dilestarikan sampai kini di Korea, mulai dari jenis a-ak, dang-ak, dan hyang-ak.
Para musisi musik istana mengenakan pakaian berwarna merah (lambang istana kerajaan) dan memainkan musik tanpa konduktor, melainkan dengan seorang pemandu musik yang menandai awal mula, jeda dan akhir permainan musik.
Pada tahun 1493, Dinasti Joseon mencetak kitab musik yang dinamakan Akhak kwebeom. Kitab ini mencatat musik dan tarian secara mendetail, termasuk memberikan petunjuk mempraktikkannya. Rekaman akurat mengenai musik Korea dalam Akhak gwebeom mendahului pencatatan musik serupa di barat. Intisari buku ini adalah musik ritual a-ak, yang dianggap sebagai musik penting untuk menjalankan ritual Konfusianisme.
Musik militer
Chwita adalah jenis musik militer yang dimainkan di istana ketika gerbang utama dibuka untuk menyambut kedatangan raja yang pulang dari perjalanan, juga untuk menyambut utusan asing atau pawai militer. Musik chwita dimainkan dengan berbagai jenis alat musik besar dan didominasi oleh alat musik taepyeongso yang memainkan melodi utama. Musik chwita dimulai dengan suara pemimpin musik yang meneriakkan "myonggeum-iha...daechwita!" dengan mengangkat tongkatnya. Permainan musik chwita memiliki 5 buah repertoar: chwita-gilgunak-giltaryong-byeoljutaryong-gunak.
Musik Konfusianisme
Pada masa pemerintahan Raja Yejong dari Dinasti Goryeo (tahun 1105-1122), musik ritual Konfusianisme diperkenalkan dari Dinasti Song, Cina. Musik ini dinamakan Taeseong-ak atau a-ak. Kaisar Taizu, pendiri Dinasti Ming, menghadiahkan perangkat alat musik ritual kepada Raja Gongmin. Musik ritual Konfusianisme pada masa Dinasti Joseon menjadi penting dan menggantikan Buddhisme sebagai agama negara.
Musik merupakan faktor penting bagi Dinasti Joseon yang menganut Konfusianisme. Dalam Konfusianisme, musik adalah sarana untuk menyempurnakan karakter manusia, memperindah masyarakat dan tradisi serta mengilhami pemerintahan yang lebih baik. Musik tidak hanya menjadi menyenangkan untuk didengar, namun juga harus menjadi pelajaran bagi batin. Musik yang buruk akan menjerumuskan masyarakat ke dalam kekacauan dan mengakibatkan kejatuhan negara. Musik yang baik, ye-ak (musik ritual), ditingkatkan untuk memperbaiki lingkungan masyarakat, sementara musik yang kasar dan buruk yang dianggap akan menimbulkan kekacauan, tidak dapat diterima.
Musik Buddhisme
Dengan diperkenalkannya agama Buddha kepada masyarakat Korea di abad ke-4, musik bernapaskan Buddhisme mulai digunakan untuk menyampaikan tujuan-tujuan religius. Buddhisme dijadikan sebagai agama negara oleh Dinasti Goryeo (935-1392) dan kesenian Buddhisme berkembang pesat, namun rekaman tertulis hanya sedikit yang tersisa. Pengaruh musik Buddhis cukup besar pada musik rakyat dan bangsawan. Jenis seni suara gagok memiliki kesamaan dalam teknik menyanyi dengan mantra beompae. Musik Buddhis lain, yeongsan hoesang, berkembang dengan permainan alat musik orkestra dan terdiri dari banyak versi berbeda. Musik agama Buddha yang dimainkan pada saat upacara-upacara dapat diklasifikasikan menjadi 3 jenis, yakni yeombul, hwacheong dan beompae.
     Yeombul: merupakan jenis mantra sutra yang dilantunkan pada upacara sehari-hari oleh biksu di dalam kuil dan disebut pula anchaebi sori atau lagu dalam ruangan.
     Beompae: adalah jenis mantra bakkachaebi sori atau lagu luar ruangan yang dilantunkan pada saat upacara khusus oleh biksu-biksu khusus yang menguasai musik Buddhis.
     Hwacheong: adalah jenis mantra yang dilantunkan menggunakan bahasa Korea untuk menyebarkan ajaran Buddha dalam bahasa yang mudah dimengeri.
Musik Shamanisme
Shamanisme merupakan kepercayaan tertua rakyat Korea yang menggabungkan unsur-unsur ritual penyembahan dengan musik dan tarian oleh pimpinan seorang dukun (mudang atau baksu). Tidak hanya struktur ritual, namun gaya musik dan bentuk tarian masing-masing berbeda berdasarkan daerahnya. Bagian-bagian pertunjukkan musik Shamanisme terdiri syair-syair dan permainan alat musik yang biasa ditampilkan dengan tari-tarian.
Pengaruh musik shamanisme terhadap musik rakyat cukup besar. Beberapa lagu Shamanisme diadaptasi menjadi lagu rakyat (minyo atau sori) yang populer, seperti changbu taryeong (harfiah:"lagu dukun lelaki") dan noraetgarak (harfiah:"melodi lagu") dari Seoul. Jenis kesenian rakyat lain yang diadaptasi dari musik Shamanisme adalah sinawi, sanjo dan tari salpuri.
Musik-musik ritual Shamanisme (gut) memiliki keunikan di masing-masing daerah di Semenanjung Korea, yang dikategorikan menjadi musik gut dari daerah barat laut, tengah, barat daya, timur dan Pulau Jeju.


Nongak adalah permainan musik petani yang dipentaskan oleh kelompok pemusik yang terdiri dari para petani (nongaktae). Permainan musik nongak diwariskan tanpa diketahui dengan jelas penciptanya. Namun begitu, asal-usul nongak diperkirakan telah ada sejak zaman Tiga Kerajaan dari rekaman sejarah Cina kuno. Catatan mengenai nongak juga dapat ditemukan dalam Babad Dinasti Joseon (Sillok), yang dipopulerkan oleh kelompok penghibur keliling.
Saat ini, permainan musik nongak (nongak nori) didasarkan untuk berbagai aktivitas, antara lain ritual desa (gut), latihan militer, aktivitas-aktivitas kerja, atau murni sebagai hiburan. Nongak memiliki variasi berdasarkan daerahnya, antara lain gyeonggi nongak, jwado nongak, udo nongak, honam nongak, samcheonpo nongak, uttari nongak dan yeongnam nongak. Pertunjukkan nongak dapat berlangsung selama beberapa hari, yang meliputi permainan musik di kuil desa, sumur, rumah warga, kantor desa, yang terdiri dari pawai (gil-gut), mengetuk pintu gerbang (mun-gut), dan berjalan mengelilingi tembok halaman sebuah bangunan (heolsa-gut).
Empat jenis alat musik utama nongak adalah kwaenggwari (gong kecil), janggo (genderang panjang), buk (genderang besar) dan jing (gong besar). Para pemain musik lain memainkan alat musik sogo (genderang kecil) dan meniup nabal (trompet).


Samul nori adalah jenis permainan musik tradisional yang berakar dari kesenian menghibur kelompok penghibur keliling (namsadangpae) pada masa lalu. Kelompok namsadang menampilkan hiburan berupa nongak, menari, dan akrobat untuk mencari penghidupan. Pada tahun 1978, jenis musik nongak baru ditampilkan oleh kelompok pemusik tradisional yang terdiri dari 4 orang, dipimpin oleh Kim Duk-soo (lahir 1952). Jenis musik baru ini dinamakan samul nori dan saat ini dianggap sebagai musik tradisional yang bergaya urban.  Sejak saat itu, kelompok samul nori bermunculan di seluruh Korea.
Samul nori disebut musik urban yang dibedakan dari nongak dan permainan musik keliling. Berbeda dengan nongak yang ditampilkan dengan berdiri dan menari, samul nori dimainkan dengan duduk untuk mengkonsentrasikan permainan musik secara ritmik.

 Pansori adalah jenis seni suara tradisional Korea yang menggunakan suara alami untuk mencapai batas maksimum dengan cara unik. Pansori adalah jenis musik rakyat yang diturunkan dari para penghibur sejak zaman Dinasti Joseon. Lirik-lirik pansori menggambarkan emosi rakyat jelata yang jujur dan terbuka. Saat dalam kondisi perasaan yang bagus, seorang penyanyi pansori dapat bernyani selama berjam-jam, namun jika tidak mereka hanya akan tampil satu jam saja.
Jenis-Jenis Alat Musik Negara Korea.

Gayageum adalah kecapi yang memiliki 12 buah senar dan ditemukan pada abad ke-6 di kerajaan Gaya. Gayageum dibagi menjadi 2 jenis, yakni sanjo dan jeongak. Sanjo gayageum digunakan untuk pementasan musik solo dan jeongak gayageum untuk pementasan musik orkestra.



 Taepyeongso adalah jenis suling yang berbentuk kerucut dan diperkenalkan dari Cina di akhir abad ke-14. Taepyeongso dimainkan dalam permainan musik petani (pungmul).

Janggu atau janggo adalah jenis genderang yang berbentuk jam pasir yang serupa dengan pungmul janggo.
Pyeongyeong

Pyeongyeong adalah potongan batu yang berbentuk L, yang dimainkan dengan cara dipukulkan. Batu musik ini diperkenalkan dari Cina dan dimainkan dalam pementasan musik istana.
 
ref:
sumber :  http://iqbalblogger.blogspot.com

http://lorenzakpop.blogspot.com/

Budaya Taman Korea


 
Korea memiliki sejumlah besar taman-taman bagus yang tersebar yang memungkinkan penduduk kota untuk keluar dan beristirahat dari kota yang ramai.
 
Sekarang awal bulan maret dan cuaca pelan-pelan mulai menghangat. Taman-taman mulai kembali hidup dengan banyaknya orang yang keluar dan meluruskan kaki mereka. Orang tua berlari berputar dan mengayunkan tangan mereka, anak-anak melempar bola baseball dan menendang bola, dan keluarga mengambil kesempatan untuk berjelajah diluar. 
 
 
Hampir semua taman di Korea memiliki peralatan dasar olah raga. Untuk pertama kali memang agak aneh dilihat tapi hampir semua orang menggunakan alat tersebut. Nenek dan kakek bisa terlihat sedang mengerakkan kaki dan lengan mereka dengan penuh kosentrasi. Para manula di Korea sangat aktif dan semuanya terlihat tampak berusaha keras untuk memastikan diri mereka tetap seluwes yang mereka bisa. Mereka berbaris disekitar taman dan sering mendaki gunung.
 
 
Taman juga menyediakan tempat untuk melakukan sejumlah olahraga dan permainan. Beberapa taman yang lebih besar di Seoul memiliki lapangan basketball dan bulu tangkis, lintasan lari, panjat dinding, dan jalanan untuk terapi kaki. Semuanya dimanfaatkan dan dihargai sebagai ruang rekreasi bersama.

Olympic Park

Taman di Korea terkadang mengadakan pameran seni. Olympic Park, contohnya, adalah tempat yang luar biasa untuk dikunjungi. Disana terdapat patung-patung dan seni pahatan abstract yang hampir ada dimana-mana, yang membuat dirimu ingin mengambil foto mereka. Seoul Forest Park juga memiliki sejumlah patung dan pahatan yang menarik untuk dilihat.

ref:
Source : Christopher J. Wheeler @Hancinema
Korean Indo
 
http://lorenzakpop.blogspot.com/ 

Kebudayaan Korea Selatan

Kebudayaan Korea Selatan sangat beranekaragam. Disini saya akan menjelaskan beberapa macam kebudayaan Korea Selatan, diantaranya: 

1.  Musik
Musik di Korea Selatan dibedakan menjadi 2 macam, yaitu musik jeongak dan musik minsogak. Musik jeongak atau yang biasa disebut musik istana adalah musik yang dahulu hanya  dimainkan atau dipentaskan oleh masyarakat kelas atas.
*musik jeongak
Sedangkan musik minsogak adalah musik yang biasa dimainkan oleh kebanyakan rakyat Korea dan tidak memandang siapa yang memainkannya. 
*musik minsogak

Alat musik tradisional Korea dibagi menjadi alat musik tiup, petik, dan perkusi. Sebagai contoh alat musik tiup, yaitu piri, taepyeongso, daegeum, danso, saenghwang dan hun, alat musik petik, yaitu kayageum, geomungo, ajaeng, serta haegeum, dan alat musik perkusi, yaitu kwaenggwari, jing, buk, janggu, bak, pyeonjong, dan sebagainya.
*daegeum
 *geomungo

 *janggu
 
2. Tarian
Tarian di Korea dibedakan menjadi 2 macam, yaitu tarian rakyat kelas atas (tarian istana) dan tarian rakyat kelas bawah. Tarian istana contohnya adalah jongjaemu yang biasa dipentaskan dalam pesta kerajaan.
*jongjaemu
Contoh tarian rakyat kelas bawah adalah shamanisme yang biasa dipentaskan dukun-dukun dalam upacara tertentu.
*shamanisme

3. Rumah
Rumah tradisional Korea disebut hanok.Hanok (untuk rumah orang kaya) biasanya terdiri dari bagian dalam (anchae), bagian untuk pria (sarangchae), ruang belajar (sarangbang), dan ruang pelayan (haengrangbang). Masyarakat tradisonal Korea memilih tempat tinggal berdasarkan geomansi. Masyarakat Korea pun meyakini konsep eum dan yang (baik dan buruk) yang harus diseimbangkan untuk memilih suatu tempat tinggal. Selain itu, rumah yang dibuat harus berlawanan arah dengan gunung dan menghadap ke arah selatan. Rumah-rumah di Korea mepunyai alat penghangat bawah tanah yang disebut ondol.
*hanok
 
4.Pakaian
Pakaian tradisional Korea disebut hanbok. Hanbok terdiri atas bagian atas (jeogori), celana panjang laki-laki (baji), dan rok wanita (chima). Hanbok dahulu digunakan dalam kehidupan sehari-hari, upacara, dan perstiwa-peristiwa tertentu. Tetapi sekarang hanbok digunakan hanya dalam acara-acara tertentu seperti ulang tahun anak pertama (doljanchi), pernikahan, maupun upacara kematian.
*hanbok


Selain hanbok, ada juga hwarot, yaitu pakaian untuk pengantin.
*hwarot
5. Kuliner 
Kuliner khas Korea terdiri atas 2 jenis makanan, yaitu makanan yang merupakan kuliner istana atau yang disebut surasang, dan ada juga makanan umum yang biasa dimakan sehari-hari oleh warga Korea. Biasanya, sebagian besar berbahan dasar beras, mie, tahu, sayuran, dan daging.  
a.    Kuliner istana (surasang) 
     -       Guksu
          Mie yang terbuat dari tepung gandum atau buckewheat. 

     -       Shinseollo
          Tulang kaldu sapi dengan campuran bahan sayuran dan jamur. 

      -       Jeongol
           Sup kental yang biasa dibumbui gochujang, sehingga rasanya pedas dan kental. 

     -       Jochi
          Jochi yang dibumbui gochujang disebut gamjeong. Jochi biasanya terdiri atas makanan laut.

      -       Jjim
           Rebusan berbagai jenis daging dengan sayuran.

      -       Banchan
           Kumpulan hidangan sampingan. Jenisnya sangat banyak, antara lain: chan gui, deongui, jeonyuhwa, pyeonyuk, sukchae, jorim, janggwa, jeotgal, mareulchan, hoe, chansuran, dan chasu.
      -       Mandu
           Jiaozi yang direbus atau dikukus. Bahan kulit mandu dibuat dari buckwheat.

      -       Saengchae
           Salad korea yang diberi bumbu cabai, garam, bawang putih, dan bawang merah.

      -       Namul
           Sayuran kukus yang dibumbui dengan cabai, bawang putih, bawang bombai, minyak perilla, dan minyak wijen.
      -       Samyetang
           Jenis sup yang terbuat dari rebusan tulang kering, usus, dan tulang kaki sapi.


b.    Makanan sehari-hari 
     -       Kimchi
          Makanan fermentasi yang berasal dari sayuran, utamanya sawi, lobak, dan ketimun.

      -       Galbi
           Daging iga babi atau sapi yang dipanggang dengan arang dan dibumbui. 
      -       Bulgogi
           Potongan daging sapi yang dipanggang dengan kecap, minyak wijen, bawang putih, bawang bombai, dan lada hitam.
     -       Bibimbap
          Nasi yang dicampur berbagai macam sayuran, daging sapi, telur, dan gochujang.

      -       Mul narngmyeon
           Mie tipis yang terbuat dari buckcwheat yang dihidangkan dengan kuah tulang sapi, ditambah macam-macam bumbu, sayuran, telur rebus, dan daging sapi.

      -       Gimbap
           Nasi yang dibalut rumput laut kering, isinya bervariasi dari sayuran-sayuran, telur goreng, ikan, daging, sosis, dan biji-bijian.


 6.  Festival 
Festival-festival Korea: 
a.    Seollal
Hari raya imlek di Korea
 b.    Daeboreum 
Festival bulan purnama pertama 


c.    Dano
Festival musim semi


 d.   Chuseok 
Festival panen raya atau festival kue bulan



ref:

*sumber http://wikipedia.com
 www.google.com
 http://rissarismayanti.blogspot.com
 http://lorenzakpop.blogspot.com/